Selasa, 14 September 2010

Barang Langka, Harga Mahal=Beras

Reportase Pertama
Sumber: Kompas, 30 Agustus 2010

Jakarta, Kompas, Pemerintah Indonesia optimis memprediksikan target produksi beras nasional akan meningkat pada tahun 2010 ini, karena adanya curah hujan yang tinggi hingga kini, yang membuat petani bertanam padi lagi dengan banyaknya air yang tersedia.
Diperkirakan produksi padi akan terus meningkat sepanjang tahun ini, akan ada kenaikan sebesar 3,08 % dibanding tahun lalu.

Namun bencana alam di sejumlah negara produsen beras dan gandum turut memicu kekhawatiran global.
Rusia dan Turki sudah mengerem ekspor gandum, demikian juga thailand dan Vietnam.
China bersiap mengimpor gandum dan beras besar-besaran guna menjaga stok yang habis akibat bencana alam.

Menurut Guru Besar Pertanian Universitas Lampung, Bustanul, manajemen stok beras saat ini bermasalah karena ada beberapa target pengadaan beras yang tidak terpenuhi.
Harga beras yang jauh melebihi harga pembelian Pemerintah yang dipicu harga pasar tinggi membuat Bulog tidak kuasa meningkatkan stok didalam negeri.

Di pasar-pasar lokal harga beras naik dari Rp 6.500/kg pada bulan Juli menjadi Rp 6.662/kg pada bulan Agustus, sekalipun produksi dan pasokan beras naik.

Selain itu, bukan hanya harga besar yang kian meningkat, musim tanam padi yang berkelanjutan karena curah hujan dapat menimbulkan adanya hama dan penyakit.
Gangguan hama wereng yang terjadi di sejumlah wilayah harus segera diatasi secara serius jika tidak ingin pengadaan beras mendatang turun drastis akibat hama.

Saya menemui agen beras yang berlokasi tidak jauh dari rumah saya, Engko Aseng (55) pemilik agen beras yang menjual beras secara grosir dan eceran mengatakan bahwa harga beras kian meningkat.
"Naek terus Ci setiap bulan, dulu Engko mah ga mau jual beras kwalitas rendah, kan kasian masa orang-orang disuruh beli beras murah ga bagus begini, tapi kalo sekarang gini mah jual-jual aja dah, mahal-mahal pada ga mampu beli. Bisa sampe Rp 7.000 yang biasa, kalo kwalitas rendah goceng juga dapet kan."

Selain itu stok yang terbatas menurut Engko Aseng juga menjadi faktor naiknya harga beras.
Harga beras yang kian meningkat tidak hanya menyulitkan para pembeli namun juga para penjual. Menurut Engko Aseng, penjualannya mengalami penurunan.
"Saya kan agen sama jual eceran juga, ya ada penurunan, dibanding lalu-lalu lebih murah, lebih banyak jualnya. Sekarang penjual kayak Saya gini juga bingung gimana jualnya. Susa dah Pemerintah mah, malah ngurusin yang engga-engga."

Tentunya masalah pengadaan beras harus diatasi secara serius oleh Pemerintah, karena menyangkut kebutuhna seluruh masyarakat.
Jika harga beras terus meningkat dan produksinya terhambat hama, daya beli masyarakat akan terus berkurang, bahkan tak jarang kaum miskin memilih makan nasi aking yang sangat tidak sehat. (Friska Irisha/915080189)

1 komentar:

  1. By : Ruth Dame
    Komentar
    Sebaiknya berita yang di tampilkan singkat saja yang menggandung unsur 5w 1 h saja yang penting informasi yang akan di sampaikan bisa dibaca dan di pahami pembaca.
    masalah berita,sudah lengkap namun sebaiknya di persingkat untuk menghilangkan kejenuhan pada pembacanya.

    BalasHapus