Reportase Kedua
Sumber: Kompas, 8 September 2010
Jalur-jalur alternatif yang dapat dipilih di Pulau Jawa setidaknya ada dua.
Pertama, jalur alternatif bagi lintas pantai utara (pantura) Pulau jawa. Kedua, jalur alternatif dari lintas selatan Pulau Jawa.
Jalur-jalur alternatif itu patut dipertimbangkan pemudik karena hingga tidak terpantau adanya kepadatan di jalur alternatif.
Para pemudik yang melintasi Tol Jakarta-Cikampek dengan tujuan kota-kota di Jawa bagian utara disarankan untuk berbelok ke arag Bandung di kilometer 66. Pemudik bisa keluar di pintu tol Sadang, kemudian menuju Subang-Cikamurang-Tomo, lalu berbalik ke utara menuju jalan pantura untuk menyatu kembali di Tol Plumbon, Cirebon.
Selama ini, lalu lintas pantura padat kerena sebagian besar pemudik tidak mengetahui adanya jalur alternatif Sadang ke Timur.
Menurut Supardi (28) pedagang baso yang saya wawancarai di komplek rumah saya, Ia mudik ke Yogya, Jawa Tengah dan tidak tau mengenai jalur alternatif.
"Saya mudik naik bis mbak, saya ngga tau soal jalur-jalur alternatif begitu, yang nyetir kan bukan saya.
Ya lewat jalan kayak biasa aja sih waktu itu. Lewat pantura yang macet banget, saya ga ngerasain ada lewat jalan baru. Mungkin sopirnya udah biasa jalan begitu, jalan laen ga tau kali ya sopirnya."
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Inspektur Jenderal Sutarman mengimbau pemudik agar tidak fanatik melintasi pantura.
Jalur alternatif lain yang dapat diambil adalah ruas Purwakarta-Sumedang-Wado-Malangbong untuk kemudian menyatu dengan lintas selatan Jawa.
Pemerintah mengimbau pemudik untik mempelajari jalur alternatif itu.
"Menurut saya mungkin perlu sosialisasi dari Pemerintah ya mbak. Tayangin gitu di berita-berita tivi tentang jalur alternatif, tunjukin arah-arah sama keadaan jalannya, biar kita-kita yang mudik tau sama ga takut nyoba lewat situ."
Pemerintah juga menyarankan agar para pemudik mengatur waktu mudik yang pas, agar tidak terjadi kemacetan yang parah. (Friska Irisha/915080189)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar